Selasa, 18 Mei 2010
Senin, 17 Mei 2010
"Guruku" Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Mafruhan
MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi
Sebuah perjuangan guru yang tidak terlupakan oleh seorang muridnya. Sekedar cerita perjalanan seorang yang setia menuntut Ilmu demi menggapai cita-cita dan masa depan yang lebih cerah. Teringat sekitar tahun 1996 aku berdiri tegap diatas panggung dengan wajah kecil yang penuh harapan, saat itu aku mendapat pengalaman yang luar biasa sebagai seorang penceramah bisa dikatakan begitu, aku bisa seperti itu tidak luput dari para pejuang-pejuangku yang pada saat itu di TK ABA Bulubrangsi.
Dengan berjalannya waktu enam tahun kemudian aku menyelasikan studiku di MI Muhammadiyah Bulubrangsi pada tahun 1998, singkat cerita aku melanjutkan di MTS Muhammadiyah Bulubrangsi lulus tahun 2001. Bulubrangsi- bulubrangsi...... lagi, ya......itulah Desaku tercinta dimana aku dilahirkan . Di Bulubrangsi para Guru-guruku tercinta mendidik aku KH. Moch Syamsi, Bpk Abdul Jalil, Bpk Drs. Ghufron. Bpk Noto Alama, Bpk M. Sabar, Bpk M Thohir. Ibu Masrifah, Ibu Masfufah dan seluruhnya tanpa terkecuali, ribuan terima kasih aku persembahkan buat mereka. Aku yakin kelak amal jariyah mereka diterima oleh Allah Amiin...
Kepada Guru-guruku melalui tulisan ini, aku masih masih setia dalam medan perjuangan untuk menuntut Ilmu. Alhamdulillah tahun 2009 aku telah menyelesaikan studi untuk jenjang S1 ini semua tak luput dari do’a dan dorongan para pejuang-pejuangku, meskipun aku jauh disana do’amu terus selalu aku harapkan semoga bisa mencapai jenjang berikutnya dan berikutnya, “Tuntutlah Ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”.
Untuk adik-adikku diBulubrangsiku yang masih duduk dibangku sekolah teruslah berjuang, jadikalah generasi-generasi yang tangguh, memakmurkan desaku Bulubrangsi dengan Ilmu dan kader-kader pemimpin yang handal demi kemajuan agama bangsa dan negara. “Mau memimpin dan siap dipimpin”
Salam buat Bulubrangsiku
MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi
Sebuah perjuangan guru yang tidak terlupakan oleh seorang muridnya. Sekedar cerita perjalanan seorang yang setia menuntut Ilmu demi menggapai cita-cita dan masa depan yang lebih cerah. Teringat sekitar tahun 1996 aku berdiri tegap diatas panggung dengan wajah kecil yang penuh harapan, saat itu aku mendapat pengalaman yang luar biasa sebagai seorang penceramah bisa dikatakan begitu, aku bisa seperti itu tidak luput dari para pejuang-pejuangku yang pada saat itu di TK ABA Bulubrangsi.
Dengan berjalannya waktu enam tahun kemudian aku menyelasikan studiku di MI Muhammadiyah Bulubrangsi pada tahun 1998, singkat cerita aku melanjutkan di MTS Muhammadiyah Bulubrangsi lulus tahun 2001. Bulubrangsi- bulubrangsi...... lagi, ya......itulah Desaku tercinta dimana aku dilahirkan . Di Bulubrangsi para Guru-guruku tercinta mendidik aku KH. Moch Syamsi, Bpk Abdul Jalil, Bpk Drs. Ghufron. Bpk Noto Alama, Bpk M. Sabar, Bpk M Thohir. Ibu Masrifah, Ibu Masfufah dan seluruhnya tanpa terkecuali, ribuan terima kasih aku persembahkan buat mereka. Aku yakin kelak amal jariyah mereka diterima oleh Allah Amiin...
Kepada Guru-guruku melalui tulisan ini, aku masih masih setia dalam medan perjuangan untuk menuntut Ilmu. Alhamdulillah tahun 2009 aku telah menyelesaikan studi untuk jenjang S1 ini semua tak luput dari do’a dan dorongan para pejuang-pejuangku, meskipun aku jauh disana do’amu terus selalu aku harapkan semoga bisa mencapai jenjang berikutnya dan berikutnya, “Tuntutlah Ilmu dari buaian sampai ke liang lahat”.
Untuk adik-adikku diBulubrangsiku yang masih duduk dibangku sekolah teruslah berjuang, jadikalah generasi-generasi yang tangguh, memakmurkan desaku Bulubrangsi dengan Ilmu dan kader-kader pemimpin yang handal demi kemajuan agama bangsa dan negara. “Mau memimpin dan siap dipimpin”
Salam buat Bulubrangsiku
Minggu, 09 Mei 2010
Laskar Pelangiku
"Pejuang Bulubrangsi"
Mafruhan, Usni Mubarok, Hamid Roswan, Islahul Hasanah, Nurlailawati, Sihabul Mafluk, Lutfiyah Hayati, Zuniya Rahayu, Nur Afidah, Dwi Hadi Putra, Melawati, Sujarwo, Halimatus Sa’diyah, Mustabsiroh, Finarti, M Ating Kurnia, Alfian Azmi, Sairoh, Titik Asmayanti, Evidatul Lutfiyah, Leny Widya, Mafroul Ummah, Usrotun Nafilah, Istianah, Abdul Ghofur, Ali Syamzudi, Atho’ Mudhori, Fita Fatimah, Maesaroh, Watilah, Auni Zawiyah, Irawan, Sriwahyuni, Bastian Aidah, Shohatul Jamilah, Elok Soraya, Hidayatullah, Yunfita, Henik Nafilah
Mafruhan, Usni Mubarok, Hamid Roswan, Islahul Hasanah, Nurlailawati, Sihabul Mafluk, Lutfiyah Hayati, Zuniya Rahayu, Nur Afidah, Dwi Hadi Putra, Melawati, Sujarwo, Halimatus Sa’diyah, Mustabsiroh, Finarti, M Ating Kurnia, Alfian Azmi, Sairoh, Titik Asmayanti, Evidatul Lutfiyah, Leny Widya, Mafroul Ummah, Usrotun Nafilah, Istianah, Abdul Ghofur, Ali Syamzudi, Atho’ Mudhori, Fita Fatimah, Maesaroh, Watilah, Auni Zawiyah, Irawan, Sriwahyuni, Bastian Aidah, Shohatul Jamilah, Elok Soraya, Hidayatullah, Yunfita, Henik Nafilah
Sabtu, 08 Mei 2010
Pondok Modern Gontor 3 "Darul Ma'rifat"
Mafruhan
Pondok Modern Darul Ma’rifat adalah salah satu cabang Pondok Modern Gontor yang berdomisili di desa Sumbercangkring Gurah Kediri Jawa Timur Indonesia. Pondok ini pada mulanya merupakan wakaf dari keluarga Bapak H. Ridwan (Alm) atas prakarsa Bapak Drs. KH. Kafrawi Ridwan, MA salah satu putra beliau yang pada mulanya tanah wakaf tersebut masih seluas 6,5 hektar yang terdiri dari tanah di depan gedung Anshor sampai gedung al-Kahfi ditambah lapangan hijau pondok modern Gontor 3, kemudian diikuti oleh saudara-saudaranya yaitu Bpk. Dr. H. Syukri Ridwan dan Bpk. H.Ing. Dimyati Ridwan, hingga saat ini luas kampus pesantren mencapai 12,65 hektar (termasuk sawah dan pertanian pondok).
Ketika dirintis pada tahun 1988 oleh para alumni Gontor yang ada di Kediri, diantara Al-Ust. Drs. H. Hamam Tanthowi, M.Pd dan Al-Ust Zaenal Khoiri, S.Ag (Staf pengajar Pondok Modern Gontor 3 sampai sekarang). Pondok ini mulanya bernama “MAKRIFAT” yang merupakan kependekan dari, Monumen Abadi Keluarga Ridwan Fatimah (Ibu dari bapak Kafrawi Ridwan). Setelah diwakafkan kepada Pondok Modern Gontor pada tanggal 11 September 1993 namanya diubah menjadi “Pondok Modern Gontor 3 DARUL MA’RIFAT”. Hadir dalam penyerahan wakaf dan sekaligus peresmian pondok tersebut, Menteri Agama RI ketika itu, H. Tarmidzi Taher, KH. Drs. Kafrawi Ridwan yang mewakili pihak wakif dan Dr. KH. Abdullah Syukri Zarkasy, MA mewakili Pondok Modern Gontor sebagai penerima wakaf, dengan disaksikan tokoh-tokoh masyarakat Kediri, para pejabat pemerintah daerah, masyarakat serta keluarga besar wakif dan Pondok Modern Gontor 3 Darul Ma’rifat.
Langganan:
Postingan (Atom)